Alangkah ruginya orang yang berbuat kebaikan kepada insan lain, tapi dia merosakkannya dengan ungkitan.
“Ingat tak dulu aku yang tolong kau sekian sekian..”, “aku yang bayar itu ini..”.
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُبۡطِلُواْ صَدَقَـٰتِكُم بِٱلۡمَنِّ وَٱلۡأَذَىٰ
“Wahai orang yang beriman! Janganlah rosakkan (pahala) pemberianmu dengan (sikap) mengungkit-ngungkit dan (kelakuan yang) menyakiti” [al-Baqarah: 264].
Seorang mukmin seharusnya berjiwa besar dan memiliki akhlak yang tinggi. Dia memberi, membantu dan berbuat kebaikan, tapi dia tidak mengungkit-ngungkit segala ihsan, kerana dia hanya mengharapkan ganjaran Allah ﷻ, bukannya balasan manusia di dunia.
Namun jelik sekali orang yang sanggup memberhentikan kebaikan, bahkan memungkiri janji hanya kerana tidak mendapat balasan yang diharapkan.
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٲلَهُمۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ لَا يُتۡبِعُونَ مَآ أَنفَقُواْ مَنًّ۬ا وَلَآ أَذً۬ىۙ لَّهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (*) ۞ قَوۡلٌ۬ مَّعۡرُوفٌ۬ وَمَغۡفِرَةٌ خَيۡرٌ۬ مِّن صَدَقَةٍ۬ يَتۡبَعُهَآ أَذً۬ىۗ
“Orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang mereka belanjakan itu dengan mengungkit-ngungkit (pemberiannya) dan tidak pula menyinggung atau menyakiti (pihak yang diberi), mereka itu akan beroleh pahala di sisi Tuhan mereka dan tidak ada kebimbangan (dari berlakunya kejadian yang tidak baik) terhadap mereka dan mereka pula tidak akan berdukacita. (Menolak pemberian) dengan perkataan yang baik dan bersikap memaafkan adalah lebih baik daripada pemberian yang diiringi (dengan perbuatan atau perkataan yang) menyakitkan hati” [al-Baqarah: 262-263]
Orang yang suka mengungkit kebaikan atau pemberiannya adalah manusia angkuh yang di akhirat kelak Allah ﷻ tidak akan memandangnya mahupun bercakap dengannya dan baginya azab yang pedih [mafhum hadis riwayat Muslim].
Sumber: Dr. Kamilin Jamilin