Mengukuhkan Akidah: Landasan Utama Dalam Kehidupan
Di sebuah desa kecil di Malaysia, terdapat seorang pemuda bernama Ahmad. lahir di tengah-tengah permasalahan yang semakin meluas di sekitarnya. Kejahatan-kejahatan seperti narkoba, perzinaan, seks bebas, dan kelahiran anak-anak yang tidak sah menjadi pemandangan yang sering ia saksikan di lingkungannya. Selain itu, fenomena LGBT juga mulai mempengaruhi budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Ahmad merasa kebingungan dan khawatir. Ia melihat penjara-penjara di negaranya penuh dengan pelaku kejahatan. Setiap kali ia mendengar tentang penipuan, pencurian, penculikan, pembunuhan, pemerkosaan, korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan, ia semakin merasa bahwa arah kehidupan manusia semakin kabur.
Namun, dalam kegelisahannya, Ahmad menyedari bahwa setiap manusia memiliki keinginan yang sama, hidup bahagia, tenang, dan damai. Ia mulai merenungkan tentang esensi kehidupan yang sesungguhnya. Bagaimana boleh mencapai kebahagiaan yang sejati di tengah-tengah kekacauan ini?
Ahmad mendalami akidah, keyakinan spiritual yang kuat. Ia belajar bahwa kehidupan yang bahagia dan memuaskan hanya dapat dicapai ketika akidah menjadi dasar yang kokoh dalam membangun kehidupan. Akidah memberikan landasan moral yang jelas, membimbing individu dalam menghadapi godaan dan tantangan yang mungkin muncul di sekitarnya.
Ia mengibaratkan kehidupan ini seperti pohon besar yang tampak kokoh dan indah. Namun, tatkala badai melanda, pohon itu akan roboh jika akarnya tidak cukup kuat. Ahmad menyadari bahwa tanpa akidah yang teguh, kehidupan manusia akan menjadi rapuh dan tidak stabil ketika dihadapkan pada godaan dan cobaan.
Dalam perjalanan hidupnya, Ahmad menjadikan akidah sebagai landasan. Ia mengikuti nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kasih sayang dalam semua tindakannya. Ia memilih untuk tidak terlibat dalam kejahatan atau tergoda oleh gaya hidup yang merusak. Sebaliknya, ia berusaha menjaga ketulusan hati, menghargai nilai-nilai moral, dan mengambil keputusan yang baik untuk dirinya sendiri dan masyarakat di sekitarnya.
Melalui peranannya sebagai pribadi yang teguh dalam akidah, Ahmad berusaha menyebarkan kebaikan dan memberikan teladan kepada orang lain. Ia mengajak teman-temannya untuk hidup dengan prinsip yang sama, membangun lingkungan yang lebih baik dan saling mendukung. Bersama-sama, mereka mengatasi tantangan yang menghadang dengan tegar dan penuh kepercayaan.
Dalam cerita ini, Ahmad menjadi simbol harapan dan inspirasi bagi mereka yang mencari jalan keluar dari kekacauan kehidupan. Ia menyadarkan kita akan pentingnya akidah yang kokoh dalam menjalani kehidupan ini. Dengan akidah yang kuat, kita dapat menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik, di mana setiap individu dapat hidup dengan bahagia, tenang, dan damai.
Manusia merupakan makhluk paling mulia di antara makhluk lainnya, bahkan dari malaikat sekalipun. Sebaliknya manusia akan jadi lebih rendah dari binatang jika memiliki hati, mata, telinga dan mulut tetapi tidak digunakan untuk melihat dan mengenali Allah S.W.T, Al-Quran dan Hadis serta mengamalkannya dalam kehidupan, seperti firman Allah S.W.T di bawah yang bermaksud:
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk neraka jahanam banyak dari jin dan manusia yang mempunyai hati (tetapi) tidak mahu memahami dengannya (ayat-ayat Allah), dan yang mempunyai mata (tetapi) tidak mahu melihat dengannya (bukti keesaan Allah) dan yang mempunyai telinga (tetapi) tidak mahu mendengar dengannya (ajaran dan nasihat). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai.”
(Al-A’raf : 179)